(ilustrasi)
Bagaiamana Mengenali Psikopat di Ruang Kerja?
Clarke yang bergelar doktor (PhD) di bidang psikologi dari "University of Sydney", Australia, adalah penulis buku "The Pocket Pscyho" yang belum lama terbit. Buku itu adalah panduan singkat bagaimana melindungi diri dari psikopat organisasional. Menurut Clarke, psikopat tempat kerja dapat diketahui dari pola perilaku dan ciri kepribadian di bawah ini:
Clarke yang bergelar doktor (PhD) di bidang psikologi dari "University of Sydney", Australia, adalah penulis buku "The Pocket Pscyho" yang belum lama terbit. Buku itu adalah panduan singkat bagaimana melindungi diri dari psikopat organisasional. Menurut Clarke, psikopat tempat kerja dapat diketahui dari pola perilaku dan ciri kepribadian di bawah ini:
- Tanpa dosa. Psikopat tempat kerja tidak menyesali berapapun yang mereka jadikan korban, mereka tusuk dari belakang atau yang hasil kerjanya mereka curi.
- Mempesona. Mereka adalah pembicara yang sangat bagus. Mereka lebih suka berhadapan empat mata dan menghindari rapat kelompok.
- Manipulatif. Mereka membengkokkan sistem maupun aturan perusahaan untuk kepentingan sendiri. Mereka memangsa berbagai kelemahan orang, khususnya yang kurang percaya diri.
- Parasitis. Mereka mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.
- Pembohong yang patologis. Psikopat tempat kerja bukan pembohong ulung. Namun, jika mereka ketahuan, mereka dapat berdalih untuk menemukan selamat.
- Tak menentu. Psikopat hanya punya emosi pokok (senang, sedih, marah). Pergantian antar emosi terjadi sangat cepat, semenit senang, semenit kemudian marah lalu semenit selanjutnya sedih.
- Psikopat tempat kerja mencari pertemanan dengan orang yang punya kedudukan lebih tinggi agar dapat melindungi mereka. Mereka akan merongrong sekaligus berteman dengan bos dan berusaha meniti kedudukan di perusahaan.
- Mereka yang diincar psikopat akan menerima akibat yang menghancurkan."Mereka merampas keyakinan diri maupun rasa mampu seseorang. Mereka menghilangkan rasa percaya orang terhadap orang lain. Korban menjadi dingin, sinis, getir dan hampir tak mampu bekerja," ujarnya menegaskan.
Clarke mengatakan, ada dua senjata yang bisa dipakai untuk melindungi diri dari mereka yaitu: pendidikan dan kerjasama tim. "Jika anda mendidik diri sendiri hingga tahu mengapa orang tersebut bertindak demikian, maka hal ini akan menghentikan siklus menyalahkan diri-sendiri dan rasa terasing dari korban," katanya.
Ia melanjutkan, "Hal kedua ialah membangun tim dan kerjasama tim. Anda harus berbicara kepada orang lain, dan mengatakan apa yang terjadi. Jika psikopat tidak dapat mengasingkan anda, maka mereka tidak dapat menghancurkan anda."
Dalam situasi di mana majikan tidak bertindak, maka Clarke menyarankan, korban sebaiknya pindah kerja. Mengapa? Oleh karena, korban tidak bisa mengubah seorang psikopat, dan proses rehabilitasi hanya akan memperparah mereka.
"Mereka tidak peduli. Mereka tidak berpikir dirinya adalah psikopat. Mereka tidak berpikir apa yang sedang dilakukan adalah salah. Mereka hanya berpikir dirinya pintar, dan jika semua orang secerdas mereka, semuanya pun akan melakukan hal serupa," katanya.
Akhirnya, Clarke pun berpesan: "Saat anda merehabilitasikan mereka, berarti anda mengajarkan keterampilan sosial kepada mereka, dan menunjukkan bagaimana cara berurusan secara pantas terhadap orang lain. Mereka akan menggunakan keterampilan sosial itu untuk makin memanipulasi orang."
Yang bisa kita lakukan adalah bersikap preventif. Apabila ada orang yang baru kita kenal dan tiba-tiba sudah mengajak jalan / bertindak agresif / posesif, Anda patut waspada. Seorang psikopat tidak bisa menerima kata "tidak" karena itu mengindikasikan dirinya "kalah".
Selain itu, waspadalah dengan orang yang "terlalu sopan". Orang yang tiba-tiba mendekati kita, lalu memuji dirinya sendiri secara berlebihan (narsis), juga patut diwaspadai. Ujilah pula orang-orang yang menurut Anda adalah "orang baik". Mintalah dia melakukan sebuah pekerjaan yang terstruktur dan berprosedur jelas. Seorang psikopat tidak akan mampu memahami instruksi kerja berdasarkan langkah-langkah yang sudah ditentukan (mereka cenderung menggunakan cara "by pass". Yang penting hasilnya sesuai permintaan).
Anda bisa pula menguji rekan-rekan Anda dengan mengajaknya bermain game RPG atau designing seperti Monopoly, The Sims, Harvest Moon, Tetris, Mahjong, The Tychoon, dll. Psikopat tidak mampu memahami alur permainan konstruktif seperti itu.
Sangat berbeda jika Anda memintanya bermain Counter Strike, The Doom, Evil Dead, King of Fighting, Tekken, SmackDown, UFC, atau game-game sejenis yang sifatnya "kill & destroy" atau mengumbar kekerasan. Namanya mungkin menghiasi peringkat 1 - 10 Top Scorer game-game itu.
sumber :