2018 lalu, aku enggak yakin (siap) menikah.
Mandek, banyak kerjaan, bingung mulai dari mana, lalu datang kerjaan. Sekalinya semangat, semangatnya sendirian. Babang gak bantu mencari. Seperti enggak mau pusing.
"Aku bagian duitnya ajah". Jawaban ini yang sepertinya aku tangkap.
"Coba cari dulu venue dimana, aku juga ikutan cari" kata aku. Dan benar saja, saat liburan kita kumpul dan compile hasi penemuan. Dia belum ada sedikitpun data. Selain nanya nanya teman by whatsapp only. Apa gak geram aku?! Aku sudah cari konsep pernikahan, cari tempat pilihan sesuai budget. Cari A, B, C. Lalu, gimana nih? jadi kagak sih nikah? BOAM akh.
Karna kapasitas otak menipis, sudah tak dapat berfikir lagi, aku engga ambil pusing lagi. Yasudahlah, toh yang penting menikah dibawah usia 30. Masih ada beberapa tahun kedepan lagi pikirku.
JUNI Berkabar . . .
Bulan ganti bulan, aku masih mencari "remah-remah" info, yang kupikir ya nanti pasti berguna. Intinya yang penting bergerak gitu. Tapi lama-lama kesal juga. Tidak ada progress nih, kayaknya dibilang tahun depan juga enggak bakalan jadi deh, 2 tahun lagi kali aku menikah.
Mulailah aku "sensitif". Niat tidak sih laki-laki ini?! Kok macam aku saja yang membara. Sesibuknya aku, sudah cari sana-sini. Kita niatnya #menikahBiayaSendiri . Ya pasti harus cari semua serba sendiri. Ini kok hanya aku saja yang jalan.
Akhirnya aku tembak dia. Liburan lebaran harus minimal survey venue-venue. Mau atau enggak?
Ada niat yah ada jalan. Bayangkan saja dalam 1 hari, kami mampu melihat 5 tempat yang sesuai kriteria kami. Tidak tahunya aku sreg salah satu tempat. Seminggu kemudian aku datangi lagi tempat itu bersama teman. Aku langsung DP.
Gilak yak?
Aku gak ada kompromi bertanya ama si Babang. Dan respon babang seperti OK. Tuh kan, memang harus aku yang gerak.
Oia, lupa bilang. Aku booking tanggal 04 Nov. Dan hari itu adalah 28 Juni 2018. Jadi deadline itu 4 bulan saja. Ahahhahaha~~
Kami harus mulai dari mana?
Inilah alasan aku menulis pada hari ini. Aku akan berbagi mulai dari hal pintar dan bodoh. Jadi kalian sebagai pasangan masa depan. Bisa ambil hikmah dan keputusan sendiri. Aku sudh tidak bisa menoleh kebelakang lagi. Tak ada penyesalan. Intinya bagaimana 4 bulan hal yang kami sebut pernikahan dadakan itu harus terjadi. Segera!
"Semua sudah terjadi.
Jadi yah jalani saja."
Tulisan ini bersifat OPINI, PENDAPAT, PENGALAMAN PRIBADI, Bisa/Tidaknya dijadikan REFERENSI tergantung PENILAIAN INDIVIDU masing-masing, Bijaklah dalam menilai sesuatu. Postingan: "-[Tiba-Tiba Menikah] : Kita menikah tahun ini, ya!- " adalah MILIK BULEIPOTAN.COM. Hindari tindakan Plagiarism! Tulisan ini dilindungi oleh CopyScape. Jika MENGUTIP TULISAN/GAMBAR, MOHON DILAMPIRKAN BULEIPOTAN.COM (´▽`)-c<‾_‾). "
nyiapin pernikahan, apalagi tanpa bntuan WO aku akuin memang ribet. aku memang kmrn ga ngerasain terlalu pusingnya, krn ada bantuan dr WO, tp ttp aja yg mutusin kita wkt itu :D. dan disambi kantorn beneran sih memang bikin pusing. apalagi ada bbrp hal yg aku dan suami ga sepahaman. jd kdg ribut dan ngambekan :D.
ReplyDeleteNica share mba Fanny.
DeleteSakit kepalanya kayak mau kiamat dunia deh.
Bersyukur udah dilalalui ya :D
Aku juga tim menikah urus ini itu sendiri. Wah aku kebayang sih kalo calon kita lagi slow, sementara kitanya membara. Pikiran, "NIH LAKI SERIUS KAGA SIH???" pasti mampir di kepala. haha
ReplyDeletewkwwk, bener banget dah.
DeleteKalau kagak lagi sehat, bawaanya ngegas muluk XD